Ukuran : Garis tengah 12,3 cm
Harga : Rp 50.000,- belum termasuk ongkos kirim
Menurut hasil survei arkeologis, porselin berasal dari keramik biru primitif, yang merupakan hasil tahap peralihan dari tembikar ke porselin. Keramik biru berciri khas sebagai porselin sekaligus berbekas tembikar primitif. Keramik biru primitif paling awal di Tiongkok ditemukan di Petilasan Kebudayaan Longshan Kabupaten Xiaxian Provinsi Shanxi Tiongkok utara dengan sejarahnya dapat dilacak sampai 4200 tahun yang lalu.
Namun porselin sejati Tiongkok muncul pada Masa Han Timur antara tahun 23 sampai 220 Masehi. Porselin pertama-tama muncul di Provinsi Zhejiang Tiongkok Selatan. Setelah itu, tehnik pembuatan porselin tersebar dari Selatan ke Tiongkok Utara dan mengalami perkembangan yang cukup besar. Salah satu peristiwa penting selama masa itu ialah lahirnya porselin putih.
Walaupun porselin putih berkembang dari Keramik Biru, namun keduanya berbeda kandungan besi dalam tanah liat dan glasir. Jika zat besi yang terdapat dalam tanah liat sedikit, maka porselin tampak berwarna putih; kalau kandungan besi di dalamnya banyak, maka warnanya agak keabu-abuan. Dalam proses perkembangannya, porselin berkembang dari glasir berwarna tunggal menjadi porselin berwarna banyak. Sebagian terbesar porselin berlatar belakang warna putih agar dapat memperagakan keindahan warna-warni glasir. Maka kelahiran porselin putih mempunyai pengaruh mendalam terhadap perkembangan porselin.
Pada masa Dinasti Tang dan Dinasti Song antara abad ke-10 dan awal abad ke-13, teknologi pembuatan porselin terus mengalami perkembangan. Porselin Tangsancai atau Porselin Tiga Warna Dinasti Tang justru adalah karya kerajinan industri porselin berwarna yang lahir pada masa itu. Porselin Tiga Warna menyerap kelebihan seni lukisan dan seni rupa patung tradisional Tiongkok. Corak dekorasinya berwarna tiga yaitu merah, hijau dan putih. Setelah dibakar, ketiga warna itu berbaur dan membentuk banyak warna lainnya. Dalam Porselin Tangsancai terlihat tidak hanya warna aslinya, tapi juga warna yang majemuk dan inilah ciri khas Porselin Tangsancai.
Dinasti Ming antara tahun 1368 dan 1644 Masehi dan Dinasti Qing antara tahun 1644 dan 1911 adalah masa puncak produksi porselin Tiongkok dengan jumlah produksi maupun mutunya sama-sama mencapai puncaknya. Kota Jindezhen di bagian selatan Tiongkok dijuluki orang sebagai "ibukota porselin". Produk porselin hasil Jingdezhen populer pada kedua dinasti tersebut selama ratusan tahun. Bahkan sampai hari ini, porselin bermutu top di Tiongkok tetap dihasilkan di Jingdezhen. Sejarah ekspor porselin Tiongkok ke luar negeri dimulai pada abad ke-8. Sebelumnya, "jalan sutra" sudah lama menjadi jembatan bagi perdagangan dan pertukaran kebudayaan Tiongkok dan luar negeri. Tiongkok pada waktu itu disebut sebagai "negara sutra". Setelah memasuki abad ke-8, seiring dengan meningkatnya ekspor barang-barang porselin Tiongkok ke luar negeri, Tiongkok pun mulai terkenal sebagai "negara porselin".
Pada awalnya, produk porselin buatan Tiongkok terutama diekspor ke kawasan Asia. Setelah memasuki abad ke-17, di keluarga kekaisaran dan istana Barat timbul demam penyimpanan barang porselin Tiongkok. Setelah Portugal membuka rute pelayaran baru, barang-barang keramik pun menjadi hadiah yang paling berharga di Eropa. Pada waktu itu, gaya seni Rococo yang populer di Eropa mempunyai ciri khas yang sama dengan gaya seni Tiongkok yang ditandai kehalusan, kelembutan dan keindahan. Gaya seni yang bhineka tunggal itu juga mendorong barang-barang buatan Tiongkok termasuk barang keramik populer di seluruh Eropa. Menuurut statistik tak lengkap, pada abad ke-17, setiap tahun Tiongkok mengekspor 200 ribu buah barang keramik ke luar negeri, bahkan satu juta lebih pada abad ke-18. Larisnya barang-barang keramik Tiongkok di seluruh dunia membuat Tiongkok untuk selama-lamanya berhubungan erat dengan porselin
Dari : indonesian.cri.cn
DIPESAN
ini masing2 cuma 1 barangnya?
BalasHapus