BOOKED
Botol crown mineraal water en siropen fabriek Tegal
Harga Rp 40.000,- belum ongkos kirim
Di Amerika Serikat istilah softdrink digunakan untuk membedakan minuman tersebut dari liquor (minuman beralkohol), sehingga minuman yang tidak beralkohol disebut softdrink. Dengan demikian softdrink dapat diperjual-belikan dengan bebas. Jika di wilayah utara Amerika Serikat yang beriklim subtropis dan dingin minuman beralkohol menjadi minuman favorit, maka Amerika Serikat bagian selatan yang tropis dan panas softdrink-lah yang populer.
Kita bisa mengindonesiakan softdrink sebagai minuman ringan, dengan asumsi bahwa benar minuman ini memang “ringan” status gizinya. Minuman ini, selain kadar gulanya yang tinggi, tidak memiliki zat gizi lain yang berarti. Kini, kita kenal berbagai jenis produk minuman ringan yang beredar di pasaran. Ada yang beraroma buah cola, ada yang berflavor buah jeruk, ada pula jenis flavor lain seperti rasa nanas, coffee cream, root beer hingga cream soda.
Di Australia yang disebut dengan softdrink adalah minuman tidak beralkohol baik yang ditambah CO2 (berkarbonasi) maupun yang tidak, jadi minuman kemasan lain yang siap diminum seperti teh, jus buah, bahkan air kemasan termasuk softdrink. Sedangkan di Indonesia istilah softdrink lebih populer untuk minuman berkarbonasi. Minuman yang tidak berkarbonasi tidak termasuk softdrink, seperti teh botol, jus buah dan sebagainya.
Kini telah banyak varian produk baru dari softdrink, namun pada umumnya minuman ringan itu kita bagi menjadi minuman ringan "jernih" (clear soft drink) yakni yang tidak berwarna semisal Sprite, 7-up dan sejenisnya. Ada pula yang ditambah dengan zat pewarna seperti Fanta, Mirinda dan sejenisnya. Ada yang tergolong jenis cola, serta ada pula berbentuk "minuman ringan diet" seperti Diet-Coke, Pepsi-Diet yang diperuntukkan bagi mereka yang sedang berdiet atau mengurangi kalori dalam makanannya.
Softdrink dituduh menjadi salah satu penyebab obesitas, penyebab kerusakan gigi bahkan diabetes memang ada benarnya.
Zat gizi utama softdrink, kalau boleh disebut zat gizi, adalah gula. Tingkat kalori gula pada softdrink reguler (bukan diet) dengan volume 300 ml setara dengan 7 sendok makan gula!
Kandungan gula yang tinggi ini menyebabkan obesitas pada anak-anak terutama di daerah perkotaan atau daerah makmur. Sedangkan untuk anak di daerah yang cenderung minus justru menjadi penyebab kekurangan gizi, karena minum softdrink membuat anak tidak ingin lagi makan. Seperti yang terjadi di suatu negara di Afrika banyak bayi kurang gizi karena ibunya hanya memberi minuman ringan tanpa asupan gizi lainnya. Maka terkenallah istilah fanta-baby di sana.
Gula kita kenal sebagai makanan minuman yang memiliki nilai "kalori kosong" yang berarti isinya hanya berupa kalori tanpa adanya kandungan zat gizi lainnya. Konsumsi gula atau makanan dengan "kalori kosong" dalam jumlah berlebihan adalah tidak sehat.
Konsumsi gula akan meningkatkan kadar gula darah yang pada gilirannya akan merangsang pengeluaran hormon insulin. Hormon insulin berfungsi memasukkan gula ke dalam jaringan serta mengubah gula menjadi glikogen, trigliserida (cadangan lemak), dan akhirnya juga akan membentuk kolesterol.
Karena adanya insulin dalam jumlah banyak ini, gula darah akan dengan cepat menurun, yang pada gilirannya akan menimbulkan gejala hipoglikemia (kadar gula rendah) yang akan membuat orang bersangkutan merasa lapar dan haus. Bilamana rasa lapar dan haus ini dituruti, maka dapat menyebabkan terjadinya kelebihan asupan kalori dari konsumsi makanan minuman sehari-hari. Akibat itu semua obesitas di depan mata.
Kadar gula tinggi juga menyebabkan karies gigi, sama seperti jika anak-anak suka sekali permen, cepat atau lambat akan terjadi kerusakan gigi. Selain itu tingkat keasaman softdrink yang cukup tinggi juga dapat memacu kerusakan gigi. Keasaman softdrink disebabkan oleh proses karbonasi, yaitu memasukkan gas CO2 ke dalam minuman untuk memperbaiki citarasa softdrink. Maka dianjurkan minum softdrink sebaiknya menggunakan sedotan agar cairan minuman tidak sampai “merendam” gigi.
Orang yang memiliki “bakat” diabetes sebaiknya juga menghindari softdrink karena kadar gulanya yang sangat tinggi. Rendahnya hormon insulin pada orang-orang yang berbakat diabetes dapat menyebabkan melonjaknya kadar gula darah jika orang tersebut minum softdrink.
Bagaimana dengan diet softdrink ? Minuman ringan diet memang kadar kalorinya rendah. Hal ini bukan karena dikurangi kadar gulanya tetapi gulanya diganti dengan pemanis sintetis. Jika softdrink reguler pemanisnya umumnya adalah gula tebu atau sirup fruktosa (HFCS = high fructose corn syrup), maka diet softdrink umumnya menggunakan pemanis buatan aspartam, bahkan juga mungkin sakarin atau siklamat yang di Amerika Serikat sudah dilarang.
Dari : www.untag-sby.ac.id
BOOKED
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.